Pada kesempatan sebelumnya telah dikisahkan tentang DUNIA ALAM SEMESTA ADALAH GURU YANG BIJAK, Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kita bisa berjumpa kembali melalui artikel SANG HUJJATUL ISLAM ( IMAM AL GHOZALI ) BERGURU PADA TUKANG SOL SEPATU, semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan yang sudah sahabat sekalian miliki, berikut kita simak bersama-sama SANG HUJJATUL ISLAM ( IMAM AL GHOZALI ) BERGURU PADA TUKANG SOL SEPATU.
Suatu malam disaat orang sedang
terlelap, Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat itu masih muda dan sedang berguru
kepada Syekh Sulaiman Zuhdi di Jabbal Qubis Makkah sedang membersihkan kamar
mandi Gurunya menggunakan kedua tangannya tanpa merasa jijik dan melakukan
dengan penuh ikhlas. Di saat Beliau melakukan tersebut, tiba-tiba Guru Syekh
Sulaiman Zuhdi lewat dan berkata, “Kelak tanganmu akan di cium raja-raja
dunia”. Ucapan Gurunya itu dikemudian hari terbukti dengan banyak raja yang
menjadi murid Beliau dan mencium tangan Beliau salah satunya adalah Sultan Musa
al-Muazzamsyah, Raja di Kerajaan Langkat, Sumatera Utara.
Kisah berguru dalam ilmu hakikat mempunyai keunikan tersendiri,
seperti kisah Sunan Kalijaga yang menjaga tongkat Gurunya dalam waktu lama,
dengan itu Beliau lulus menjadi seorang murid. Berikut kisah Ulama Besar Imam
Al-Ghazali memperoleh pencerahan bathin bertemu dengan pembimbing rohaninya,
kisah ini saya di kutip dari Buku Tuntunan Mencapai Hidayah Ilahi hal. 177,
178. Karya Imam Al Ghazali.
Imam Ghazali seorang Ulama besar
dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal hadist Nabi
SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf yang
banyak mengarang kitab-kitab.
Suatu ketika Imam Al Ghazali
menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mau
berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya :
“Wahai ibu, perintahkan
saudaraku Ahmad agar shalat mengikutiku, supaya orang-orang tidak
menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnya“.
Ibu Al Ghazali lalu
memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada saudaranya Al
Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, shalat bermakmum
kepada Al Ghazali.Namun ditengah-tengah shalat, Ahmad melihat darah
membasah perut Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri.
Seusai shalat Imam Al Ghazali
bertanya kepada Ahmad, saudaranya itu : “Mengapa engkau memisahkan diri
(muffaragah) dalam shalat yang saya imami ? “.
Saudaranya menjawab : “Aku memisahkan diri, karena aku melihat perutmu
berlumuran darah “.
Mendengar jawaban saudaranya
itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin karena dia ketika shalat
hatinya sedang mengangan-angan masalah fiqih yang berhubungan haid seorang
wanita yang mutahayyirah.
Al Ghazali lalu bertanya kepada
saudara : “Dari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu ?”
Saudaranya menjawab, “Aku belajar Ilmu kepada Syekh Al Utaqy AL-Khurazy
yaitu seorang tukang jahit sandal-sandal bekas (tukang sol sepatu) . ” Al Ghazali lalu pergi kepadanya.
Setelah berjumpa, Ia berkata
kepada Syekh Al khurazy : “Saya ingin belajar kepada Tuan “. Syekh itu berkata : Mungkin saja engkau tidak kuat
menuruti perintah-perintahku “.
Al Ghazali menjawab : “Insya
Allah, saya kuat “.
Syekh Al Khurazy berkata : “Bersihkanlah
lantai ini “.
Al Ghazali kemudian hendak
dengan sapu. Tetapi Syekh itu berkata : “Sapulah (bersihkanlah) dengan
tanganmu“. Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia
melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu.
Namun Syekh berkata : “Bersihkan
pula kotoran itu dengan tanganmu“.
Al Ghazali lalu bersiap
membesihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu
Syekh berkata : “Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu” .
Al Ghazali menuruti perintah Syekh
Al Khurazy dengan ridha dan tulus.
Namun ketika Al Ghazali hendak
akan mulai melaksanakan perintah Syekh tersebut, Syekh langsung mencegahnya dan
memerintahkan agar pulang.
Al Ghazali pulang dan
setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dan
Allah telah memberikan Ilmu Laduni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf
atau kebersihan qalbu kepadanya.
By : Adimas Pircoco
0 komentar:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda disini ..... !